Cara Sederhana Melatih dan Menguatkan Mental Untuk Si Cupu

melatih mental

Cupu selalu diidentikan dengan orang yang bergaya pakaian kuno atau jadul dengan kacamata bulat tebal dan juga kutu buku. Padahal nggak seperti itu juga.

Cupu bagi ku adalah orang-orang yang kurang wawasan, nggak punya pengalaman apa-apa, nggak beranian dan juga nggak percaya diri.

Dan itulah aku.

Yaa, aku selalu mengidentikkan diri sebagai orang yang cupu. Beberapa orang terdekatpun bilang bahwasannya aku cupu.

Namun beberapa tahun belakang sampai sekarang, dari dulu hingga sekarang, ada perubahan baik dalam diri ku. Dan teman-teman dekat pun pernah mengakuinya.

"Sekarang udah nggak kayak dulu lagi ya, dulu mah kamu bla.... bla... bla..."

Dan aku mengakui bahwa dulu memang sangat 'buruk' sekali. Kepercayaan diri yang sangat rendah, sampai-sampai melihat diri sendiri di cermin pun malu, mendengar rekaman suara sendiri juga sangat malu, takut dengan orang, nggak tau apa-apa dan juga susah bersosialisasi.

Sempat aku menuliskan mengenai konflik jati diri pada tahun lalu. Sebuah pengalaman yang saat ini menjadi berharga, sekaligus menjadi pelatihan mental yang luar biasa.

Nah, setelah lama aku nggak menulis tema seperti ini, kali ini aku ingin berbagi pandangan mengenai menguatkan mental untuk si cupu.

Tulisan ini tentunya berdasarkan pengalaman pribadi, sehingga jika ada yang kurang berkenan dan ingin menambahkan bisa sharing di kolom komentar.

Namun sebelum itu, untuk teman-teman yang sedang merasa diri sendiri cupu, merasa diri sendiri sangat buruk, tidak apa-apa. Silahkan sekarang ungkapkan semua keburukan diri mu dan secupu apa kamu. Nggak perlu menyangkal pada diri sendiri, karena selanjutnya kamu bisa lega dan lebih bisa belajar menjadi lebih baik.

Maka dari itu, berikut ini adalah cara sederhana melatih dan menguatkan mental untuk si cupu.

Cara melatih dan menguatkan mental si cupu

1. Paksakan untuk berani

Memberanikan diri itu nggak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi bagi si cupu yang banyak berkonflik pada dirinya sendiri. Bahkan untuk memaksakan berani saja seolah harus berdebat sengit dulu dengan pikiran dan hati. Seolah-olah ada dua kubu yang sama kuatnya (yakin dan nggak yakin) untuk memaksa dalam mengambil keputusan.

Untuk itu, paksakan saja untuk berani, jangan malu. Tanamkan dalam pikiran bahwa kita ingin mencoba dan belajar, serta "kalau nggak sekarang, mau kapan beraninya?"

2. Menerima kesalahan dan keburukan yang ada

Salah satu faktor mengapa bisa dikatai cupu yaitu karena nggak percaya diri. Orang-orang yang cupu, merasa takut sebab nggak memiliki kepercayaan diri.

Mengapa nggak percaya diri? Yang pasti ada hal-hal, misalkan keadaan yang kurang mampu, baik dari keadaaan finansial, ekonomi, keluarga, sosial hingga keadaan diri sendiri.

Sehingga menyebabkan perasaan nggak mampu, merasa lebih buruk dari yang lain dan selalu menyalahkan diri juga keadaan.

Padahal semakin nggak percaya diri maka semakin cupu. Semakin cupu maka semakin takut. Semakin takut maka semakin buruk, dan balik lagi semakin nggak percaya diri dan semakin cupu.

Maka, menerima kesalahan dan keburukan yang ada adalah kunci untuk memutuskan kecupuan. Nggak semudah itu untuk "legowo", namun mulailah belajar dari sekarang untuk menerima (berdamai) dengan keadaan yang ada.

3. Menambah wawasan

Nggak memiliki pengalaman, hanya anak rumahan yang jarang keluar rumah. Nggak memiliki banyak teman dan juga jaringan relasi. Wah.. sangat jauh sekali dengan sebutan 'berwawasan'. Bahkan boro-boro punya pengalaman, sama orang saja takut.

Nah, itulah aku.

Teman-teman percayalah, kalau kita mau belajar, hal baik akan kita terima. Contohnya si cupu yang mau belajar. Ia nggak tau apa-apa sebelumnya, tapi mau belajar, membaca buku, menambah wawasan dan ilmu di internet. Alhasil ia memiliki pikiran terbuka dan berwawasan walaupun belum punya pengalaman.

Tentunya ini bisa menjadi alat untuk perlahan-lahan meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi ketakutan.

4. Menerima tantangan atau menantang diri sendiri

Tantangan akan selalu bisa memacu adrenalin diri. Dan karena itulah si cupu nggak menyukai, sebab dia merasa takut.

Seperti pada poin nomor satu, bahwa kita harus memaksa untuk berani. Keberanian sendiri sangat bermanfaat untuk melatih mental, juga sekaligus bisa untuk menambah pengalaman.

Itulah yang sangat diperlukan untuk si cupu, agar mentalnya semakin terlatih dan kuat, yaitu memberanikan diri menerima tantangan atau memberanikan diri untuk menantang diri sendiri.

Kesimpulan

Sebenarnya, apapun itu, selagi mau belajar dan mau bangkit, hal-hal baik akan kita terima nantinya. Mungkin nggak secara cepat, bisa jadi prosesnya lebih lama.

Seperti halnya si cupu yang bermental tempe dan ingin menguatkan mentalnya setangguh baja.

Aku sendiri, punya proses lama dan panjang hingga merasa ada perubahan baik yang signifikan seperti sekarang (ya mungkin masih harus banyak belajar lagi sih).

Prosesnya sendiri pun nggak mudah, tapi dengan berbekal ingin belajar menjadi lebih baik, semua itu pasti bisa dilalui kok.

Tidak apa-apa menjadi cupu sekarang, namun kedepan harus menjadi orang yang punya pemikiran terbuka dan berwawasan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url